Sabtu, 08 Maret 2014

Pembelajaran Bahasa Indonesia



RACIKAN KURIKULUM 2013: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh: CIPTO, S.Pd
Guru SMPN 2 Jawai Selatan/
Sedang Menempuh Pendidikan  Linguistik Terapan angkatan 2013 PPs UNY Program Beasiswa P2TK

            Pandangan  sinis terlontar pertama muncul kurikulum 2013, dengan berpikir dangkal penulis berkomentar kurikulum sebelumnya sudah terselenggara dengan efektif, baik ditinjau dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi yang optimal, kenapa diubah?  Akan tetapi, setelah diikuti dengan seksama Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
 Pertanyaan lain, mengelitik terhadap lahirnya kurikulum 2013, mengapa harus sekarang? Lantas ternyata pertanyaan tersebut terjawab dengan gamblang,  tantangan masa depan meliputi: (a) Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA; (b) masalah lingkungan hidup; (c) Kemajuan teknologi informasi (d) Konvergensi ilmu dan teknologi; (e) ekonomi berbasis pengetahuan (f) Kebangkitan industri kreatif dan budaya; (g) Pergeseran kekuatan ekonomi dunia; (h) Pengaruh dan imbas teknosains; (i) Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.
Berdasarkan sajian tantangan masa depan pendidikan di atas, tergores sebuah tanggung jawab besar yang diberikan pada pendidikan. Upaya yang dilakukan melalui langkah konkrit perubahan kurikulum, sebagai kerangka perpikir efektif untuk mengubah tatanan sosial masyarakat Indonesia guna menghadapi pesatnya persaingan hidup di era modern. penulis memilih diksi ‘gores’ yang didefinisikan ‘garis’ (KBBI edisi lux:2005), guna menjelaskan tanggung jawab besar yang dipikul mempunyai batas, sebagai rujukan bahwa pendidikan tanggung jawab kolektif.
Selain itu, salah satu hal menarik dan layak dikupas pada item (i) mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan. Hal ini terjadi adanya ekspektasi yang tinggi terhadap kualitas pendidikan, yang tidak hanya cukup mengandalkan aspek bahagia saja. Tinjauan investasi, sebagai modal bagi bangsa dan negara dalam menatap peradaban yang lebih mantap. Tinjauan transformasi, terjadi perubahan yang positif dalam budaya berbangsa menjadi generasi yang kreatif.
Hal ini sejalan dengan, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi menggembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, tujuan dari pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
        Hal selanjutnya menarik untuk didiskusikan dalam kurikulum 2013, penulis rinci pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pertama, materi yang diajarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan. Djiwandono (2010) menyebutkan dalam penyelenggaraan pembelajaran pada umumnya, termasuk pembelajaran bahasa, senantiasa dapat dibedakan adanya tiga komponen utama, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan pendapat Djiwandono, proses efektivitas penyajian materi guna mendapatkan hasil  maksimal melalui memfokuskan pada penyampaian tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang bermakna (meaningful), dan yang tidak kalah pentingnya proses evaluasi sesuai dengan tujuan alat untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan terselenggara dengan baik.
Kedua, siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri. Bidang psikolinguistik yang mengupas “Pembentukan dan Pemakaian Memori” Menurut Clark dan Clark ,1977 (dalam Dardjowidjojo, 2003:279) Memori dibentuk dan dipakai melalui tiga tahap: input, penyimpanan, dan output. Salah satunya, pada tahap input, orang umumnya menerima masukan, baik lisan maupun tulisan, kemudian memberikan interpretasi tentang masukan itu untuk memahaminya. Biasanya orang memperhatikan maknanya, bukan kata-kata yang didengar atau dibaca tetapi isi dari keseluruhan kata-kata itu. Berdasarkan teori memori manusia pada tahap input sangat memungkinkan peserta didik dengan membaca dan memahami teks yang kemudian diringkas dengan bahasa sendiri. Dengan demikian, sebagai persiapan peserta didik memasukan materi ke tahap penyimpanan, dan tahap yang lebih baik ke tahap output.
Ketiga, siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana). Keempat, Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana).  Kelima, Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan.
          Selantasnya Kurikulum 2013 bukan anugerah yang cukup diamati, tetapi sesuatu yang perlu dikembangkan sesuai dengan harapan dan tujuan mulia dalam pendidikan. Kalau penulis menganalogikan kondisi kurikulum baru seperti, seorang penyanyi  pemula akan canggung untuk mengeluarkan suara merdunya, Seorang pemain bola pemula akan sulit menyatukan permainan dengan pemain seniornya. Perlu waktu untuk melatih vokalnya dalam hal bernyanyi, sedangkan dalam permainan bola perlu waktu membangun kebersamaannya. Penulis meyakini pelaksanaan kurikulum 2013, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia memberikan sensasi berbeda dari sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas penulis membatasi pembahasan berdasarkan tinjauan perubahan yang ada pada mata pelajaran bahasa Indonesia dari sisi penyajian materi, banyak hal-hal baru yang dipelajari dengan seksama guna menyukseskan kurikulum baru ini. Akhirnya, dapat disimpulkan kurikulum 2013 sebagai hal baru, semoga memberi manfaat untuk maju. Menatap masa depan pendidikan dapat dihadapi dengan tegak terutama tinjauan mutu, investasi serta tranformasi, dan ekspektasi selanjutnya, pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih komunikatif, kreatif, serta bermakna (meaningful) yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.
.
Yogyakarta, 5 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar